Sabtu, 30 Juli 2011

Selamat menunaikan ibadah puasa pa :')

pa besok puasa :)
ayumi minta maaf kalo ayumi ada salah sama papa :(
ayumi sayang papa :'(
papa jenguk ayumi kesini
ayumi kangen T_T
ayumi pingin dipeluk papa lagi
ayumi juga mau dicium papa lagi :'(
papa kesini, kita jalan" lagi
sekarang kita bukan bertiga pa tapi berempat ^^
sekarang ada kak alfan :)
kabar kak alfan gimana pa? baik kan?
papa jangan lupa makan
papa juga punya penyakit
ingat kesehatan pa :)
ayumi sama mama jauh
jadi papa sama kak alfan harus bisa jaga kesehatan :)
pa, kemaren mama nangis
mama rindu sama papa :'(
papa jenguk kemari :(
ayumi kangennnddd :'(

Kamis, 28 Juli 2011

Aturan Menulis Hiragana

1. せいおん (Seion)/vokal pendek :
Untuk suara pendek dan kata-kata biasa ditulis tetap sesuai kata.

- わたし (watashi) = saya
- ほん (hon) = buku

2. ちょうおん (Chouon)/ vocal panjang

a. Suara “--aa”: (baris -- + あ)
- おかあさん (okaasan) = ibu

b. Suara “--+ii”: (baris--+ い)
- おにいさ (oniisan) = kakak laki-laki


c. Suara “--uu” : (baris--+う)
- くうき (kuuki) = hawa

d. Suara “--ee” : (Baris --+い) / (Baris -- + え)
- せんせい (sensei) = guru
- おねえさ (oneesan) = kakak perempuan

e. Suara “--oo” : (Baris -- + う) / (Baris -- + お)
- おとうさん (otousan) = ayah
- こうじょう (koujou) = pabrik

3. そくおん (Sokuon) /Suara konsonan kembar
Untuk konsonan kembar penulisannya dengan mengganti konsonan kembar yang pertama dengan huruf tsu ( つ ) namun ditulis lebih kecil dari huruf biasa.
- きって (kitte) = perangko
- こっち (kotchi) = sebelah
sini

Aturan Menulis Katakana

1. チョウオン(chouon) Vokal panjang :
Untuk vokal panjang dalam katakana ditulis dengan tanda “一” atau disebut onbiki.
Contoh :
ア一ト = Art (aato)
ク一ポン = Coupon (kuupon)
ノ一ト = Note (nooto)

2. ソクオン (Sokuon) Konsonan Kembar/Konsonan ganda :
Untuk konsonan ganda yang letaknya berurutan dalam sebuah kata, penulisannya adalah mengganti huruf konsonan yang pertama dengan huruf “ツ”, namun ditulis lebih kecil dari huruf biasa.
Contoh :
コップ = Cup (koppu)
マッチ = Match (matchi)

3. ソノタ (Sonota) lain-lain :
Dalam kata/nama asing banyak yang terdiri dari huruf-huruf mati. Umumnya sistem penulisan kata-kata asing tersebut adalah dicari bunyi yang paling dekat dengan sistem ucapan orang jepang.
a) Huruf yang ditambah bunyi “U”
Huruf c,b,f,g,k,l,m,p,r, dan s ditambah dengan u.
ボッブ = Bob (Bobbu)
ジャカルタ = Jakarta (Jakaruta)
b) Huruf yang ditambah dengan “O”
Huruf t dan d ditambah dengan o (Kecuali pada salad/サラダ(sarada))
アンドリ = Andri (Andori)
ヒント = Hint (Hinto)
c) Huruf “L” berubah menjadi “R” :
バリ = Bali (Bari)
レレ = Lele (Rere)

Kimigayo

Kimigayo (Jepang: 君が代 kimigayo), dalam Bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai "Semoga kekuasaan Yang Mulia berlanjut selamanya", adalah lagu kebangsaan Jepang. Ia adalah salah satu lagu kebangsaan yang terpendek di dunia, dengan panjang hanya 11 bar dan terdiri dari 32 karakter huruf saja. Lagu ini ditulis dalam sebuah metrum Jepang Waka, sedangkan liriknya ditulis dalam zaman Heian (794-1185) dan melodinya ditulis pada akhir zaman Meiji. Melodi yang ada saat ini dipilih pada tahun 1880, dan menggantikan melodi sebelumnya yang tidak populer, yang digubah sebelas tahun sebelumnya.
Meskipun Kimigayo telah lama menjadi lagu kebangsaan de facto Jepang, lagu ini secara hukum baru diakui resmi pada tahun 1999 dengan disahkannya undang-undang mengenai bendera nasional dan lagu kebangsaan Jepang. Setelah ditetapkan, terdapat kontroversi mengenai diputarnya lagu kebangsaan tersebut pada perayaan-perayaan di sekolah umum. Kimigayo, seperti juga bendera Hinomaru, oleh beberapa pihak dianggap merupakan simbol dari imperialisme dan militerisme Jepang.

ASAL USUL:
Lirik lagu ini pertama kali muncul dalam sebuah antologi puisi bernama Kokin Wakashū, sebagai sebuah puisi yang anonim. Meskipun sebuah puisi anonim bukanlah tidak lazim pada waktu itu, identitas pengarang yang sebenarnya mungkin saja sudah diketahui, tetapi namanya mungkin sengaja tidak disebutkan karena berasal dari kelas sosial yang lebih rendah. Puisi ini dicantumkan dalam berbagai antologi, dan dalam periode selanjutnya digunakan sebagai lagu perayaan oleh orang-orang dari semua lapisan sosial. Tidak seperti bentuknya yang digunakan untuk lagu kebangsaan saat ini, puisi ini awalnya dimulai dengan "Wa ga Kimi wa" (Engkau, Yang Mulia) dan bukannya "Kimi ga Yo wa" (Kekuasaan Yang Mulia). Perubahan lirik terjadi pada zaman Kamakura.
Pada tahun 1869 di awal zaman Meiji, seorang pemimpin band militer Irlandia bernama John William Fenton yang sedang berkunjung ke Jepang menyadari bahwa Jepang tidak memiliki lagu kebangsaan nasional. Ia menyarankan kepada Iwao Ōyama, seorang perwira dari Klan Satsuma, agar menciptakan lagu kebangsaan tersebut. Ōyama setuju, dan memilihkan liriknya. Lirik yang terpilih memiliki kemiripan dengan lagu kebangsaan Inggris, kemungkinan karena adanya pengaruh dari Fenton.  Setelah Ōyama memilih lirik lagu kebangsaan, ia kemudian meminta Fenton untuk menciptakan melodinya. Setelah diberikan hanya tiga minggu untuk menggubah lagu dan hanya beberapa hari untuk berlatih, Fenton menampilkan pertama kalinya lagu kebangsaan itu di depan Kaisar Jepang pada tahun 1870. Ini adalah versi pertama Kimigayo, yang disingkirkan karena melodinya dianggap "kurang khidmat". Namun, versi ini masih tetap diperdengarkan setiap tahun di Kuil Myōkōji di Yokohama, tempat Fenton pernah menjabat sebagai pemimpin band militer. Myōkōji berperan sebagai tempat peringatan bagi Fenton.
Pada tahun 1880, Biro Rumah Tangga Kekaisaran menyetujui suatu melodi baru yang ditulis oleh Yoshiisa Oku dan Akimori Hayashi. Komposer versi ini sering tertulis sebagai Hiromori Hayashi, yang sesungguhnya adalah ayah dan sekaligus atasan dari Akimori. Akimori juga merupakan salah satu murid Fenton. Meskipun melodi ini dibuat berdasarkan pada bentuk tradisional musik istana Jepang, namun ia digubah dalam gaya campuran yang terpengaruhi oleh himne Barat, dan menggunakan beberapa elemen dari aransemen Fenton. Musisi Jerman Franz Eckert kemudian menerapkan harmoni melodi gaya Barat (mode Gregorian), sehingga menciptakan versi Kimigayo yang dipakai sekarang. Pada 1893, berkat usaha Departemen Pendidikan, Kimigayo masuk dalam perayaan-perayaan di sekolah umum. Kimigayo dimainkan di nada C mayor, menurut harian The Japan Times.
Kerikil Sazare-Ishi dipercaya berubah menjadi batu karang dalam beberapa legenda. Foto di Kuil Shimogamo di Kyoto